Friday, April 03, 2009

Pesta Buku Bandung & Islamic Book Fair Jakarta 2009

Baiklah pemirsa blog dianz, kembali ke pameran buku. Seperti biasa ku pergi ke book fair ini bersama 2 adik, 3 sepupu, 1 sepupu jauh dan 1 anak tetangga. Heu... rame nya!
Di stand Syaamil ada sesi foto gratis, ehem. Semua bergaya kecuali tetanggaku yang malu2 untuk foto bareng.

Pemirsa... inilah keluarga pecinta buku ^_^
Dan inilah buku2 yang kubeli di Pesta Buku Bandung Februari lalu:
1. Serial Cinta, Anis Matta, Lc.
2. Wo Ai Ni Allah, Vanny Chrisma W
3. Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A. Fillah
4. Misteri Muslimah (Kehidupan Muslimah Amerika), Donna Gehrke-White
5. Fullfiling Life, Parlindungan Marpaung
6. Into the Wild, John Krakauer
7. Dasar dasar Bahasa Mandarin, Edison Lestari
8. Return of Condor Heroes book 5, Jin Yong
9. Legiun Muslim di Kancah Eropa, Agus AHA
10. Jurus Pintar Main Bola, Ronny Pattinasarani
11. Rumus Lengkap Matematika SMP, Drs. Joko Untoro
12. How to Say it, Philip Binham (Yeah... kubeli english textbook, niat jadi a good English teacher :D)
13. Excellent English Games, Ayu Rini
14. English is Fun, (First - Third Edition), David L. Larcom
15. Kupas Tuntas 1001 soal Bhs. Inggris SMP, Forum Tentor
16. Longman English Course, Book 1a & 1b
17. 3 bUku cerita anak: Musang yang Licik, Serigala yang Suka Bohong, Kesabaran Kura-kura, oleh Drs. H. Hapid, dkk.
18. 5 Kartu Tiga Bahasa: Transportasi, Aktivitas, Buah-buahan, Alat Sekolah, Hewan, penerbit Chilpress


Next, Islamic Book Fair Jakarta. Ku pergi bersama rombongan sekolah kami tercintah. 7 bus gitu loh. Kebayang kan gimana rame and riweuhnya.
Belanja di book fair ini agak kurang khusyu... Iyalah SECARA sambil ngasuh anak. Setidaknya sejumlah 14 anak menjadi tanggungjawabku. Kalo mereka kabur or hilang, wah... bahaya, anak orang!
Ku hanya berkeliling selama 30 menit saja. Dapat 6 buku. Nggak bisa menjelajahi semua stand. Sebab tiba2 migrain menyapa (terlalu stres memikirkan keselamatan anak2 :D).

Inilah keenam buku yang kubeli:
1. Sirah Nabawiyah, Syaikh Safiyurrahman Al Mubarakfury
2. Tafsir Fizhilalil Qur'an jilid 13, Sayyid Quthb
3. Karena Cinta Harus Diupayakan, Izzatul Jannah
4. Manajemen Diri Muslimah, Dr. Akram Ridha
5. Pembawa Kabar dari Andalusia, Ali Al Ghareem (Najib Khailany)
6. 8 Mata Air Kecemerlangan, Anis Matta, Lc.

Here are some pictures of the event:


Wednesday, February 04, 2009

Pesta Buku Bandung 2009 & Islamic Book Fair Jakarta 2009

Assalamualaikum dear frens...
Long time no see :D. Almost 2 months that I didn't update this blog nor I blog walking or something like that. I have a big 'agenda' during last 2 months and I'll tell it u later :).
Banyak juga yang mau di share. Banyak juga utang posting (according to friends' request :D): reveiw buku Najib Khailany, Maryamah Karpov, about our Palestine, dan banyak lagi sampi ku lupa.
Sekarang ini satu2 aja dulu. Ku infokan pameran buku yang sekarang sedang berlangsung di Bandung tepatnya tanggal 4 sampai 10 Februari nanti. Tempat seperti biasa di Landmark Jalan Braga.
Akhir Februari nanti juga ada Islamic Book Fair di Jakarta tepatnya di Istora Senayan. Hope I have a chance to go there (sok sibuk! :D).



Kita ke topik baru. It's about our Palestine. Jadi speechless mau mulai 'beropini' dari mana. Orang macam diriku baru bisa bersimpati, berdoa, dan bersenandung ini nih:

Palestina Tercinta
Album: Tak Kenal HENTI !!!
Munsyid: Shoutul Harokah

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

A aa aaaa
A aaa aaa
A aaa aaaa a a a aa
A aa aaaa
A aaa aaa
A aaa aaaa a a a aa

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu

Mau denger langunya juga? Klik disini
Oh ya buat Sahabat yang mau berkontribusi dalam perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajah Israel (laknatullah 'alaih), Shoutul Harokah menfasilitasi Ring Back Tone atau NSP tea Nasyid Merah Saga di HP.
Untuk pemilik INDOSAT ketik: Set 180448180448699 kirim ke 808
Untuk pemilik TELKOMSEL ketik: ring on 4860008 kirim ke 1212
Untuk pemilik XL ketik: 10503915 kirim ke 1818
Keuntungan dari RBT ini akan disumbangkan melalui Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina.

Sampai disini dulu ya. See you.

Friday, October 17, 2008

Review Film Laskar Pelangi

Saya nonton film ini pada hari Sabtu, 4 Oktober di bioskop Galaxy, King Shopping Center bersama dengan keluarga besar (sepupu2 dari yang baru bisa jalan sampai yang udah SMP). Kami merasa wajib membawa anak2 ke cinema untuk menonton inspiring film ini.
Adalah sineas Mira Lesmana dan Riri Riza yang mem-film-kan novel best seller Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Para pemain pendukungnya adalah Cut Mini sebagai Ibu Muslimah, Ikranagara sebagai Pak Harfan, Mathias Mucus sebagai ayah Ikal dan Rieke Diah Pitaloka sebagai Ibu Ikal, serta aktor senior lainnya. Akting para senior ini tak perlu diragukan lagi. Cuma saya merasa kurang sreg aja dengan dialek Melayu-nya Rieke. Terdengar ‘dipaksakan’ gitu. Mungkin karena dia sudah terlalu terbiasa dengan bahasa Betawi/Jakarta.
Saya juga kurang puas dengan castingnya Cut Mini. Itu tu style jilbabnya kok nggak sesuai banget dengan gambaran di novel. Bagusnya kan rambutnya tidak ditampakkan. Jadi semua auratnya tertutup. Ini kok pake jilbabnya setengah2.
Para pemeran anggota Laskar Pelangi adalah anak2 Melayu Belitong asli. Mereka adalah Ikal (Zulfanny), Mahar (Verry S Yamarno), Lintang (Ferdian), Kucai (Yogi Nugraha), Syahdan (M Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Harun (Jeffry Yanuar), Trapani (Suharyadi Syah Ramadhan), dan Sahara (Dewi Ratih Ayu Safitri).Dan yang membuat saya kagum adalah mereka mampu berakting dengan baik di film pertama mereka. Wah wah wah nampaknya aktor muda berbakat di Indonesia udah bertambah lagi nih.
Saya terpesona (ciee…) oleh aktingnya Zulfanny (Ikal) dan Verry (Mahar). Adegan Ikal ketika falling in love kepada si ‘pemilik kuku indah’ Aling, bener2 lucu! Pas banget! Tampaknya sangat dijiwai. Saya paling suka adegan itu.
Tentang si nyentrik Mahar. Saya juga appreciate banget dengan aktingnya. Ketika ikal jatuh cinta maupun patah hati, dia dengan bijaknya memberi nasihat, tentunya juga dengan gaya akting senimannya yang memikat. Dia bersenandung: “Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung… janganlah engkau percaya dengan asmara…”
Hohoho… suaranya mantep buanget waktu menyanyikan lagu Bunga Seroja itu!
Lalu tentang Lintang. Di novel dia digambarkan sebagai anak yang sangat aktif dengan mata yang penuh dengan gairah hidup (ceile..) dan selalu tertarik dengan apa saja yang ada di sekelilingnya. Pokoknya khas orang jenius. Nah, Lintang yang ada di film ini justru sebaliknya. Kalem banget. Kelihatannya Lintang di film itu pas berperan sebagai ‘seorang kakak yang sangat bijak dan perhatian kepada adiknya’. Ini, menurut saya, bukan disebabkan dia tidak bisa berakting. Tapi, skenario yang ada yang mungkin kurang bisa menerjemahkan kejeniusan Lintang. Kisah Lintang mendebat pendapat seorang ‘guru hebat’ dari SDPN juga ditiadakan. Diganti dengan koreksi Lintang terhadap satu soal matematika sederhana (apa Fisika? Saya lupa). Lagi-lagi kesan jeniusnya berkurang. Apa mungkin pembuat skenario sendiri kurang memahami teori Fisika super rumit seperti yang didebatkan novel itu sehingga hanya memunculkan soal yang sederhana?
Anyway saya tetap terkesan dengan adegan Lintang tiap kali melewati rawa yang ada buayanya itu! Dan juga, ketika ayahnya meninggal, lalu terpaksa meninggalkan dunia yang dicintainya: sekolah, kemudian berpamitan dengan Ibu Mus dan kesembilan anggota Laskar Pelangi….hikz..hikz…hikz…, sediiiiiih banget. Jadi berlinang-linang air mata ketika menonton adegan perpisahan itu.
Adegan lain yang unforgettable adalah ketika mereka menjadi juara di pawai Hari Kemerdekaan dan mendapatkan piala untuk yang pertama kalinya. Saya ikut terharu. Terharu oleh cara mereka memandang piala dan cara Bu Mus menyimpannya di lemari. Memperlakukan piala itu bagai jimat berharga.
Film ditutup dengan adegan Ikal kembali ke Belitong dan berjumpa dengan Lintang. Diceritakan bahwa Lintang punya anak dan bertekad akan terus mendukung anak2nya mencapai mimpi yang tidak sempat diraihnya. Nah, seingat saya di novel tu nggak ada cerita begitu. Yang ada adalah, si Jenius lintang itu berprofesi sebagai kuli kasar sehingga tangannya agak kaku. Mungkin adegan itu ditambahkan supaya kisah Lintang tidak begitu tragis, supaya penonton sedikit terhibur (padahal realitasnya mungkin jauh lebih tragis ya…).
Secara keseluruhan saya excited banget dengan film Laskar Pelangi ini. Walaupun sepanjang nonton, saya harus bener2 konsentrasi dan pasang telinga baik2. Soalnya semua percakapan di film ini Melayu banget. Telinga kita terlalu terbiasa dengan film berbahasa Betawi/Jakarta. Ya nggak?
Film ini sudah ditonton oleh hampir 2 juta orang. Dari pejabat (presiden, menteri dan ‘kamu keluarganya’) sampe rakyat, rame2 nonton. Ini kayaknya jadi film spektakuler kedua di Indonesia setelah Ayat Ayat Cinta. Well well it’s a breakthrough for Indonesian movie industry. Yoo… ayooo nonton!
Pictures:


Salah satu adegan Laskar Pelangi: hari pendaftaran sekolah


People in queue to buy ticket


Penonton :)


Salimah (2.5 th) jadi penonton juga

Buat yang mau dengerin soundtracknya Laskar Pelangi yang dibawakan oleh Nidji, silakan download.
Ada juga lagu Bunga Seroja versi Laskar Pelangi. Silakan download disini.

Thursday, August 14, 2008

Pameran Buku Bandung 2008

BUKU yang kubeli di pameran 1 minggu lalu:
1. Episode Cinta sang Murobbi oleh Helvy Tiana Rossa, dkk
2. Laskar Mawar (Army of Roses) oleh Barbara Victor
3. Konsistensi Menyongsong Kematian Husnul Khatimah oleh Anis Matta
4. Buah Cinta Al Banna untuk Wanita oleh Hasan AL Banna
5. Bidadari Bidadari Surga oleh Tere Liye
6. Buku Seri SAMA TAPI BEDA oleh Asti (buat sepupu2ku)
- Kepiting dan Rajungan,
- Hiu dan Paus,
- Kelomang dan Siput,
- Pesut dan Lumba-lumba
7. Petualangan Wiwi di Laut oleh Ariyani & Yenny Gunawan
8. Dear Nobody oleh Berly Doherty
9. Sanggar Kenangan oleh Chiung Yao. Waduh ini novel jadul banget. Tapi tetep kubeli dalam rangka melengkapi koleksi novel Chiung Yao-ku. Ini lho novel Chiung Yao yang sudah ada di rak buku saya:


10. Putri Huan Zhu 1 jilid 2 oleh Chiung Yao. Hehe...ini juga novel jadul. Dan sebenarnya koleksi Putri Huan Zhu saya sudah lengkap (PHZ 1 ada 3 jilid, PHZ 2 ada 5 jilid) coba lihat di foto atas. Tapi kenapa kubeli lagi? Nah, itulah...saya juga ngak tahu kenapa hehe..tiba2 pengen beli aja.. buat cadangan kali kalau yang satu lecek saking serrrrriiiingnya dibaca (huuu... segitunya!)
11. Buku Masakan. Ah saya lupa judul dan pengarangnya, soalnya buku itu ada di adik saya di Bandung! (Emang neng dianz ada dimana sekarang?) Ya...kapan2 cerita deh!

Oh ya ada cerita yang lumayan berkesan (buat saya pribadi) waktu pameran kemarin. Gini. Saya kan biasa pergi ke pameran tuh rombongan (se-RT gitu) sama adik2 dan sepupu saya: adik perempuan, Fauziah (13th), adik lelaki Fauzan (10th), sepupu2: Alief (6th) dan 'Abdan (3th). Jadi saya ke pameran tuh sambil ngasuh gitu lah.
Ceritanya seperti biasa kami se-RT ini asyik berjalan-jalan dari satu stand ke stand yang lain. Saya yang mungkin keasyikan lihat2 buku baru, nggak tahu kalau Alief dan 'Abdan menghilang. Saya baru tahu ketika adik perempuan saya nanyain dua anak super aktif itu, dan ternyata udah nggak ada disisi. Dhueeenng!! Diriku seperti kena bom! Kebayang gak gimana rasanya kehilangan anak di tempat ramai? Anak orang pula!
Pengunjung lagi penuh2nya. Untuk bisa jalan dari satu stand ke stand lain aja susahnya minta ampun. Suasana gedungnya juga berisik, full dengan berbagai jenis suara: orang, lagu, murottal, nasyid, video, pengumuman, talk show! Jadi, nggak mungkin saya teriak2 panggil nama anak itu!
Lapor ke petugas. Petugas suruh nunggu. 10 menit kemudian ada pengumuman anak hilang. Saya dan kedua adik kemudian berpencar mencari. Malangnya saya lupa tidak mengingatkan adik untuk kumpul dimana setelah pencarian itu. Jadinya orang yang hilang tuh semakin banyak (hehe linglungnya diriku..!).
Bingung. Saya naik ke Lantai 2. Lihat2 ke bawah. Diantara ratusan orang (bahkan mungkin ribuan!) pengunjung, saya tidak melihat adik maupun sepupu.
Tapi, jangan menyerah! Begitu saya menghibur diri. Lalu kutajamkan mata ke arah delapan penjuru mata angin. Dan...wuushh! Akhirnya setelah 10 menit, tertangkap juga bayangan Fauzan yang lagi celingukan di sekitar stand Mizan. Langsung saja saya turun ke Lantai 1. Aha...rupanya Fauzan sudah menemukan 2 makhluk yang hilang itu. Katanya udah dia temukan di depan panggung dan mereka sedang asyik mengikuti talk show! Alhamdulillah!! dan kaget juga, sebab panggung kan berada di daerah paling belakang. Gimana bisa si Alief dan 'Abdan sampai kesana?
Begitu bertemu mereka, tangan saya, automatically gitu, memeluk dua makhluk itu, erat, seperti Ibu-ibu korban tsunami yang menemukan kembali anaknya! Alhamdulillah, beres sudah masalah. Alief and 'Abdan cengar cengir aja. Tidak tahu seberapa besar masalah yang sudah ditimbulkannya.
Well, Sahabat, setelah itu saya diingatkan oleh Ibu untuk tidak bawa2 anak kecil. Tapi, sebenarnya apa yang membuat saya mau berepot-repot membawa serombongan anak kecil adalah, saya ingin mereka kenal dekat dengan dunia buku. Saya pengen mereka CINTA buku sejak dini. Saya bersenang hati ketika mereka antusias menunjuk salah satu buku, asyik membacanya. Kemudian memohon dengan mata mereka supaya dibelikan. Saya menikmati itu! Really!
Peristiwa kemarin mungkin jadi peringatan saja: Hati-hati dan jangan lupa diri! Di Pameran Buku selanjutnya saya mungkin perlu mengikat tangan masing2 anak biar nggak jauh jauh dari kita... :D

Saturday, May 17, 2008

Hari Buku Nasional

Selamat Hari Buku Nasional
17 Mei

What will you plan with your books?

 

Once in my free time Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by faris vio Templates Image by vio's Notez